BAHASA INDONESIA
Karangan Ilmiah,Non Ilmiah, dan Metode Ilmiah
Fakultas Ilmu Komputer dan Sistem Informasi
Universitas Gunadarma
Kalimalang
2015
POINT 4
Karangan
adalah hasil tulisan yang mengungkapkan ide, perasaan, atau pemikiran pengarang
dalam satu kesatuan tema yang utuh.
Ada
karangan yang nadanya bercerita, entah cerita faktual atau cuma fisik belaka.
Ada karangan yang melukiskan sesuata hal sedemikian rupa sampai pembaca
“hanyut” oleh pelukan pengarangnya. Ada karangan yang memberikan keterangan
terhadap seuatu hal, atau mengembangkan sebuah gagasan sehingga menjadi
kongkret. Dan ada karangan yang berusaha meyakinkan pembaca agar sependapat
dengan pengarang. Tetapi kelima bentuk karangan ini sering amat sukar dibedakan
secara tegas dan jelas satu sama lain dalam prakteknya.
Perlu
Anda ketahui bahwa apa yang dimaksud gagasan adalah pesan yang hendakdisampaikan
kepada orang lain. Gagasan itu dapat berupa pengetahuan, pengamatan,pendapat,
renungan, pendirian, keinginan, perasaan dan emosi. Penuturan ataupenyampaian
gagasan itu akan mengambil suatu bentuk khusus dari jenis – jenis karangan,
yaitu deskripsi (pelukisan), narasi (penceritaan), eksposisi (pemaparan),
argumentasi (pembahasan), dan
persuasi.
1.
Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah merupakan suatu
karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan
didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu,
disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun
bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.”—Eko
Susilo, M. 1995:11
Tujuan karangan ilmiah, antara lain:
memberi penjelasan, memberi komentar atau penilaian, memberi saran,
menyampaikan sanggahan, serta membuktikan hipotesa. Jenis karangan ilmiah,
diantaranya makalah, skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian. Kalaupun
jenisnya berbeda-beda, tetapi keempat-empatnya bertolak dari laporan, kemudian
diberi komentar dan saran. Perbedaannya hanya terletak pada kekompleksannya.
2.
Karangan Semi Ilmiah
Karangan semi ilmiah adalah karangan
yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan. Penulisannyapun tidak
semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah. Penulisan yang baik
dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya
tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau
tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi Jenis karangansemi
ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam opini, editorial, resensi,
anekdot, hikayat, dan karakteristiknya berada diantara ilmiah.
Ciri-ciri:
- Emotif : kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak
sistematis,lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
- Persuasif : penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan
pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir
pembaca dan cukup informative.
-
Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian
imajinatif dan subjektif.
- Kritik
tanpa dukungan bukti.
Yang tergolong ke dalam karangan
semiilmiah antara lain adalah artikel, editorial, opini, feature, tips, reortase yang tergolong ke dalam karangan nonilmiah antara lain
anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, puisi,dan,naskah,drama.
3. Karangan Non Ilmiah
Karangan Non Ilmiah (Fiksi) adalah
Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah
rekaan. Karangan non-ilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya
bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal
dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis
Ciri-ciri :
- Bersifat persuasif
- Ditulis berdasarkan fakta pribadi
- Fakta yang disimpulkan subyektif
- Bersifat imajinatif
- Gaya bahasa konotatif dan populer
- Situasi didramatisir
- tidak memuat hipotesis
- Penyajian dibarengi dengan sejarah
Contoh :
karya non ilmiah diantaranya cerpen, puisi, novel, komik
Penggolongan Karangan
1. Deskripsi (Pelukisan)
Karangan deskripsi adalah karangan
yang memaparkan, menggambarkan secara rinci dengan menyertakan bukti-bukti
sehingga pembaca seolah-seolah terlibat didalamnya secara langsung.
2.
Narasi (Pengisahan)
Karangan narasi ialah karangan yang menyajikan
serangkaian peristiwa yang
biasanya disusun menurut urutan waktu.Yang termasuk narasi ialah cerpen, novel, roman, kisah perjalanan, biografi, dan autobiografi.
3.
Eksposisi (Pemaparan)
Eksposisi
adalah karangan yang menjelaskan, menerangkan, memberitahukan suatu masalah
atau objek agar orang lain mengetahuinya. Dari karangan ini diharapkan orang
yang tidak mengetahui menjadi tahu dan yang tidak jelas menjadi jelas setelah
membaca karangan ini
4. Argumentasi (Pembahasan)
Karangan argumentasi adalah karangan yang mengutarakan alasan
yang bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/
fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan
pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta
atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
5. Persuasi (Pengajakan)
Karangan ini
bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi engarang
mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang
dilakukan oleh membaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
6. Campuran (Kombinasi)
Campuran Merupakan sebuah karangan murni , misalnya eksposisi atau persuasi,
sering ditemukan karangan campuran atau kombinasi. Isinya dapat merupakan
gabungan eksposisi dengan deskripsi, atau eksposisi dengan argumentasi. Dalam
wancana yang lain sering kita temukan nasi berperansebagai ilustrasi bagi
karangan eksposisi atau persuasi.
POINT 6
Timbangan Buku
Timbangan buku sama
dengan kritik buku yaitu pertimbangan atau pendapat tentang baik buruk sebuah
karya yang dapat di sampaikan secara tertulis maupun lisan oleh siapa saja.
Bedah buku adalah pembicaraan mengenai buku dengan melibatkan beberapa orang
atau forum untuk berdiskusi, ada tokoh atau bahkan pengarangnya sendiri ikut
terlibat. Pendapat atau penilaian tentang buku yang dibedah dapat disimpulkan
lebih obyektif karena berdasarkan pendapat umum.
Ringkasan
Ringkasan adalah penyajian
karangan atau peristiwa yang panjang dalam bentuk yang singkat dan efektif.
Ringkasan adalah sari karangan tanpa hiasan. Ringkasan itu dapat merupakan
ringkasan sebuah buku, bab, ataupun artikel. Fungsi sebuah ringkasan adalah
memahami atau mengetahui sebuah buku atau karangan. Dengan membuat ringkasan,
kita mempelajari cara seseorang menyusun pikirannya dalam gagasan-gagasan yang
diatur dari gagasan yang besar menuju gagasan penunjang, melalui ringkasan kita
dapat menangkap pokok pikiran dan tujuan penulis.
POINT 7
Skripsi
Skripsi ialah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat endapatkan
gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain.endapat
tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian ngsung;
observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi epustakaan.
Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam
dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana.
Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari
istilah sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi. Artinya, kemampuan
mandiri sekalipun dipandu dosen pembimbing menjadi hal sangat mendasar.
Sekalipun pada dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan
dilakukanmandiri.
Disertasi
Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis
mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan
analisis terinci. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang
filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan
pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.
Karangan Populer
Karya
ilmiah populer merupakan suatu karya yang ditulis dengan menggunakan bahasa
yang populer sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca.
Menurut
Liang Gee (dalam Dalman, 2012: 155) karangan ilmiah populer adalah semacam
karangan ilmiah yang mencakup ciri-ciri karangan ilmiah, yaitu menyajikan
fakta-fakta secara cermat, jujur, netral, dan sistematis, sedangkan
pemaparannya jelas, ringkas, dan tepat.
Menurut
Wardani (2007:17) karya ilmiah populer adalah karya ilmiah yang disajikan
dengan gaya bahasa yang populer atau santai sehingga mudah dipahami oleh
masyarakat dan menarik untuk dibaca.
Untuk
dapat mengerti pengertian karya tulis ilmiah populer, ada baiknya kita
mengkajinya dari kata-kata pembentuknya yaitu tulisan, ilmiah, dan populer.
Tulisan adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan sebuah karya tulis yang
disusun berdasarkan tulisan, karangan, dan pernyataan gagasan orang lain. Orang
yang menyusun kembali hal-hal yang sudah dikemukakan orang lain itu disebut
penulis.
Ciri- ciri tulisan ilmiah
Populer
a. Sasaranya
masyrakat umum atau awam
b. Kata –
katanya sederhana ,mudah didentifikasi dan dipahami
c. Tidak
memuat hiptesis
d. Isi dan
judul harus informative dan mudah di tangkap maksudnya
e. Karangan
ilmiah populer disusun seperti kerucut terbalik
f. Menggunakan
bahasa yang komunikatif.
Kerangka Karangan Ilmiah Populer
a. Pendahuluan
b. Tubuh
tulisan
c. Penutup
Langkah- langkah Menulis Karangan
Ilmiah Populer
a. Menelaah
tema
b. Menguji
kelayakan topik
c. Mengumpulkan
bahan sumber tulisan
d. Menyusun
kerangka
e. Mengembangkan
kerangka (Soesena, 1993: 77)
Jurnal
Jurnal (dalam bahasa Inggris Journal)
adalah catatan akuntansi permanen yang pertama (book
of original entry), yang digunakan
untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan secara kronologis dengan
menyebutkan akun yang di Debet maupun yang di Kredit.
Fungsi
jurnal meliputi :
·
Fungsi historis, yaitu jurnal
merupakan kegiatan mencatat semua transaksi keuangan secara kronologis atau
berurutan sesuai dengan tanggal terjadinya.
·
Fungsi mencatat, yaitu jurnal
merupakan pencatatan yang lengkap terperinci, artinya semua transaksi dengan
sumbernya harus dicatat tanpa ada yang ketinggalan.
·
Fungsi analisis, yaitu jurnal
menganalisis transaksi untuk menentukan akun yang harus di Debet maaupun yang
di Kredit.
·
Fungsi instruktif, yaitu jurnal
merupakan perintah memposting dalam buku besar baik yang di Debet maupun yang
di Kredit sesuai hasil analisis dalam jurnal.
·
Fungsi informatif, yaitu jurnal
memberikan keterangan kegiatan perusahaan secara jelas.
POINT 5
Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris
dikenal sebagai scientific method adalah proses berpikir untuk
memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan terkontrol.
Metode ilmiah merupakan proses berpikir
untuk memecahkan masalah
Metode ilmiah berangkat dari suatu
permasalahan yang perlu dicari jawaban atau pemecahannya. Proses berpikir
ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan,
bukan pula berdasarkan data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk
memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu
metode ilmiah, maka dengan demikian pertama-tama harus dirumuskan masalah apa
yang sedang dihadapi dan sedang dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini
akan menuntun proses selanjutnya.
Pada Metode Ilmiah, proses berpikir dilakukan secara
sistematis
Dalam metode ilmiah, proses berpikir
dilakukan secara sistematis dengan bertahap, tidak zig-zag. Proses berpikir
yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah hingga
terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan
sesuai langkah-langkah metode ilmiah secara sistematis dan berurutan.
Metode ilmiah didasarkan pada data empiris
Setiap metode ilmiah selalu disandarkan
pada data empiris. maksudnya adalah, bahwa masalah yang hendak ditemukan
pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya, yang diperoleh dari
hasil pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris
merupakan salah satu kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila sebuah
masalah dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah
bentuk metode ilmiah.
Pada metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara
terkontrol
Di saat melaksanakan metode ilmiah, proses
berpikir dilaksanakan secara terkontrol. Maksudnya terkontrol disini adalah,
dalam berpikir secara ilmiah itu dilakukan secara sadar dan terjaga, jadi
apabila ada orang lain yang juga ingin membuktikan kebenarannya dapat dilakukan
seperti apa adanya. Seseorang yang berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam
keadaan berkhayal atau bermimpi, akan tetapi dilakukan secara sadar dan
terkontrol.
Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Karena metode ilmiah dilakukan secara
sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan
secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan
secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah
sebagai berikut:
1.
Merumuskan masalah.
2.
Merumuskan hipotesis.
3.
Mengumpulkan data.
4.
Menguji hipotesis.
5.
Merumuskan kesimpulan.
Merumuskan Masalah
Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah
didahului dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus
dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya
diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian
menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin
memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya
sendiri belum dirumuskan?
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari
rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah
dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis
sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada
proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan
penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu
melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan
data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah
dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang
agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan
data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode
ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya.
Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan
dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan
bergantung pada data yang dikumpulkan.
Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis
adalah jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir
ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam
kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau
menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena
itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu
menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang
tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu
penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan
ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.
Merumuskan Kesimpulan
Langkah paling
akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan
kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah
diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat
deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis
data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap
cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan
temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan
rumusan masalah yang diajukannya.