Blogroll

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Pages

Selasa, 21 April 2015

Karangan Ilmiah, Non Ilmiah, dan Metode Ilmiah

BAHASA INDONESIA
Karangan Ilmiah,Non Ilmiah, dan Metode Ilmiah
Fakultas Ilmu Komputer dan Sistem Informasi
Universitas Gunadarma
Kalimalang 
2015

POINT 4
Karangan adalah hasil tulisan yang mengungkapkan ide, perasaan, atau pemikiran pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh.

            Ada karangan yang nadanya bercerita, entah cerita faktual atau cuma fisik belaka. Ada karangan yang melukiskan sesuata hal sedemikian rupa sampai pembaca “hanyut” oleh pelukan pengarangnya. Ada karangan yang memberikan keterangan terhadap seuatu hal, atau mengembangkan sebuah gagasan sehingga menjadi kongkret. Dan ada karangan yang berusaha meyakinkan pembaca agar sependapat dengan pengarang. Tetapi kelima bentuk karangan ini sering amat sukar dibedakan secara tegas dan jelas satu sama lain dalam prakteknya.

            Perlu Anda ketahui bahwa apa yang dimaksud gagasan adalah pesan yang hendakdisampaikan kepada orang lain. Gagasan itu dapat berupa pengetahuan, pengamatan,pendapat, renungan, pendirian, keinginan, perasaan dan emosi. Penuturan ataupenyampaian gagasan itu akan mengambil suatu bentuk khusus dari jenis – jenis karangan, yaitu deskripsi (pelukisan), narasi (penceritaan), eksposisi (pemaparan),
argumentasi (pembahasan), dan persuasi.

1.      Karangan Ilmiah
            Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11
            Tujuan karangan ilmiah, antara lain: memberi penjelasan, memberi komentar atau penilaian, memberi saran, menyampaikan sanggahan, serta membuktikan hipotesa. Jenis karangan ilmiah, diantaranya makalah, skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian. Kalaupun jenisnya berbeda-beda, tetapi keempat-empatnya bertolak dari laporan, kemudian diberi komentar dan saran. Perbedaannya hanya terletak pada kekompleksannya.
2.      Karangan Semi Ilmiah
            Karangan semi ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan. Penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah. Penulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi Jenis karangansemi ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam opini, editorial, resensi, anekdot, hikayat, dan karakteristiknya berada diantara ilmiah.
Ciri-ciri:
- Emotif             :  kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis,lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
- Persuasif          : penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca,    mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
- Deskriptif        : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
- Kritik tanpa dukungan bukti.
            Yang tergolong ke dalam karangan semiilmiah antara lain adalah artikel, editorial, opini, feature, tips, reortase yang tergolong ke dalam karangan nonilmiah antara lain anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, puisi,dan,naskah,drama.
3.      Karangan Non Ilmiah
         Karangan Non Ilmiah (Fiksi) adalah Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Karangan non-ilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis
Ciri-ciri :
- Bersifat persuasif
- Ditulis berdasarkan fakta pribadi
- Fakta yang disimpulkan subyektif
- Bersifat imajinatif
- Gaya bahasa konotatif dan populer
- Situasi didramatisir
- tidak memuat hipotesis
- Penyajian dibarengi dengan sejarah
Contoh :
karya non ilmiah diantaranya cerpen, puisi, novel, komik
Penggolongan Karangan
1.     Deskripsi (Pelukisan)
            Karangan deskripsi adalah karangan yang memaparkan, menggambarkan secara rinci dengan menyertakan bukti-bukti sehingga pembaca seolah-seolah terlibat didalamnya secara langsung.
2.     Narasi (Pengisahan)
Karangan narasi ialah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa yang biasanya disusun menurut urutan waktu.Yang termasuk narasi ialah cerpen, novel, roman, kisah perjalanan, biografi, dan autobiografi.
3.     Eksposisi (Pemaparan)
Eksposisi adalah karangan yang menjelaskan, menerangkan, memberitahukan suatu masalah atau objek agar orang lain mengetahuinya. Dari karangan ini diharapkan orang yang tidak mengetahui menjadi tahu dan yang tidak jelas menjadi jelas setelah membaca karangan ini
4.     Argumentasi (Pembahasan)
            Karangan argumentasi adalah karangan yang mengutarakan alasan yang bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
5.     Persuasi (Pengajakan)
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi engarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh membaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
6.     Campuran (Kombinasi)
Campuran Merupakan sebuah karangan murni , misalnya eksposisi atau persuasi, sering ditemukan karangan campuran atau kombinasi. Isinya dapat merupakan gabungan eksposisi dengan deskripsi, atau eksposisi dengan argumentasi. Dalam wancana yang lain sering kita temukan nasi berperansebagai ilustrasi bagi karangan eksposisi atau persuasi.

POINT 6
Timbangan Buku
Timbangan buku sama dengan kritik buku yaitu pertimbangan atau pendapat tentang baik buruk sebuah karya yang dapat di sampaikan secara tertulis maupun lisan oleh siapa saja. Bedah buku adalah pembicaraan mengenai buku dengan melibatkan beberapa orang atau forum untuk berdiskusi, ada tokoh atau bahkan pengarangnya sendiri ikut terlibat. Pendapat atau penilaian tentang buku yang dibedah dapat disimpulkan lebih obyektif karena berdasarkan pendapat umum.
Ringkasan
Ringkasan adalah penyajian karangan atau peristiwa yang panjang dalam bentuk yang singkat dan efektif. Ringkasan adalah sari karangan tanpa hiasan. Ringkasan itu dapat merupakan ringkasan sebuah buku, bab, ataupun artikel. Fungsi sebuah ringkasan adalah memahami atau mengetahui sebuah buku atau karangan. Dengan membuat ringkasan, kita mempelajari cara seseorang menyusun pikirannya dalam gagasan-gagasan yang diatur dari gagasan yang besar menuju gagasan penunjang, melalui ringkasan kita dapat menangkap pokok pikiran dan tujuan penulis.

POINT 7
Skripsi
Skripsi ialah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat endapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain.endapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian ngsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi epustakaan.
Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi. Artinya, kemampuan mandiri sekalipun dipandu dosen pembimbing menjadi hal sangat mendasar. Sekalipun pada dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukanmandiri.

Disertasi
Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.
Karangan Populer
Karya ilmiah populer merupakan suatu karya yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang populer sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca.
Menurut Liang Gee (dalam Dalman, 2012: 155) karangan ilmiah populer adalah semacam karangan ilmiah yang mencakup ciri-ciri karangan ilmiah, yaitu menyajikan fakta-fakta secara cermat, jujur, netral, dan sistematis, sedangkan pemaparannya jelas, ringkas, dan tepat.
Menurut Wardani  (2007:17) karya ilmiah populer adalah karya ilmiah yang disajikan dengan gaya bahasa yang populer atau santai sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca.
Untuk dapat mengerti pengertian karya tulis ilmiah populer, ada baiknya kita mengkajinya dari kata-kata pembentuknya yaitu tulisan, ilmiah, dan populer. Tulisan adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan tulisan, karangan, dan pernyataan gagasan orang lain. Orang yang menyusun kembali hal-hal yang sudah dikemukakan orang lain itu disebut penulis.
Ciri- ciri tulisan  ilmiah Populer
a.    Sasaranya masyrakat umum atau awam
b.    Kata – katanya sederhana ,mudah didentifikasi dan dipahami
c.    Tidak memuat hiptesis
d.    Isi dan judul harus informative dan mudah di tangkap maksudnya
e.    Karangan ilmiah populer disusun seperti kerucut terbalik
f.     Menggunakan bahasa yang komunikatif.
Kerangka Karangan Ilmiah Populer
a.    Pendahuluan
b.    Tubuh tulisan
c.    Penutup         
Langkah- langkah Menulis Karangan Ilmiah Populer
a.    Menelaah tema
b.    Menguji kelayakan topik
c.    Mengumpulkan bahan sumber tulisan
d.    Menyusun kerangka
e.    Mengembangkan kerangka (Soesena, 1993: 77)
Jurnal
Jurnal (dalam bahasa Inggris Journal) adalah catatan akuntansi permanen yang pertama (book of original entry), yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan secara kronologis dengan menyebutkan akun yang di Debet maupun yang di Kredit.
Fungsi jurnal meliputi :
·         Fungsi historis, yaitu jurnal merupakan kegiatan mencatat semua transaksi keuangan secara kronologis atau berurutan sesuai dengan tanggal terjadinya.
·         Fungsi mencatat, yaitu jurnal merupakan pencatatan yang lengkap terperinci, artinya semua transaksi dengan sumbernya harus dicatat tanpa ada yang ketinggalan.
·         Fungsi analisis, yaitu jurnal menganalisis transaksi untuk menentukan akun yang harus di Debet maaupun yang di Kredit.
·         Fungsi instruktif, yaitu jurnal merupakan perintah memposting dalam buku besar baik yang di Debet maupun yang di Kredit sesuai hasil analisis dalam jurnal.
·         Fungsi informatif, yaitu jurnal memberikan keterangan kegiatan perusahaan secara jelas.

POINT 5
Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method adalah proses berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan terkontrol.

Metode ilmiah merupakan proses berpikir untuk memecahkan masalah
Metode ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan, bukan pula berdasarkan  data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu metode ilmiah, maka dengan demikian pertama-tama harus dirumuskan masalah apa yang sedang dihadapi dan sedang dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini akan menuntun proses selanjutnya.
Pada Metode Ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis
Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dengan bertahap, tidak zig-zag. Proses berpikir yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah hingga terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan sesuai langkah-langkah metode ilmiah secara sistematis dan berurutan.



Metode ilmiah didasarkan pada data empiris
Setiap metode ilmiah selalu disandarkan pada data empiris. maksudnya adalah, bahwa masalah yang hendak ditemukan pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya, yang diperoleh dari hasil pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris merupakan salah satu kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila sebuah masalah dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah bentuk metode ilmiah.

Pada metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara terkontrol
Di saat melaksanakan metode ilmiah, proses berpikir dilaksanakan secara terkontrol. Maksudnya terkontrol disini adalah, dalam berpikir secara ilmiah itu dilakukan secara sadar dan terjaga, jadi apabila ada orang lain yang juga ingin membuktikan kebenarannya dapat dilakukan seperti apa adanya. Seseorang yang berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam keadaan berkhayal atau bermimpi, akan tetapi dilakukan secara sadar dan terkontrol.


Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:

1.                  Merumuskan masalah.
2.                  Merumuskan hipotesis.
3.                  Mengumpulkan data.
4.                  Menguji hipotesis.
5.                  Merumuskan kesimpulan.
Merumuskan Masalah
Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan?

Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan. 

Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri. 

Merumuskan Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.









Pertemanan Itu Adalah Segalanya


Pertemanan Itu Adalah Segalanya

Teman adalah segalanya karena teman kita bisa meminta pertolongan dan kita adalah manusia biasa yang tidak bisa hidup tanpa orang lain kita itu hidup berdampingan, walaupun ada cacian ada fitnahan dan ada kesalah pahaman tetapi jika kita menjalani itu semua dengan hati sabar, ikhlas dan dengan senyuman kita pasti akan menjadi pribadi yang baik. Seperti lagunya JKT48 yang berjudul

Yuuhi wo miteruka (apakah kau melihat mentari senja?)

Namaku cindy yuvia aku adalah orang yang miskin/kurang mampu dan di waktu dilahirkan aku pun dalam keadaan keluarga yang miskin/kurang mampu, aku sekolah di SMAN 48 jakarta dan di sekolah aku adalah anak yang pendiam karena aku malas berbicara apalagi berbicara yang kurang baik. Sejak kecil aku selalu diajarkan oleh orangtuaku untuk berbuat baik dan selalu sabar dalam menjalankan hidup ini dan selalu memaafkan kepada orang lain dan kepada orang yang telah menyakiti kita sekalipun.

Pagi hari jam 6 pagi aku sudah berangkat ke sekolah, karena letak sekolahku yang agak jauh yaitu sekitar 6 km, aku memakai sepeda disaat berangkat sekolah, aku sengaja berangkat pagi-pagi kerana aku tidak mau terlambat di sekolah

Bel pun berbunyi tanda masuk sekolah aku dan kawan-kawan masuk ke kelas dengan antusias dan rapih. Ibu guru memasuki ruang kelas dan tidak lupa mengucapkan salam "assalamualaikum anak-anak" ucap ibu guru disaat masuk kelas "walaikumsalam" ucap serentak siswa-siswi. Di hari itu juga di sekolah sedang mengadakan UAS (Ujian Akhir Semester) aku dan kawan-kawan berharap semoga saja ujian saat itu mudah dikerjakan. "Woy nomor 14 apa jawabanya" ucap temanku yang bernama dessi" karena mencontek itu tidak boleh aku pun tidak memberikan jawabanya ke dessi, lalu dessi pun ngambek karena tidak diberi jawabanya. Singkat cerita waktu ujian pun telah selesai siswa-siswi mengumpulkan hasil ujianya, ternyata dessi pun memandang wajahku dengan tajam dan penuh amarah, aku pun menanggapi itu dengan senyuman. Disaat pulang sekolah desi dan teman-temanya merencanakan sesuatu, dan ternyata sepedahku dikempesin pada akhirnya aku pun pulang sekolah dan mendorong sepedaku sampai rumah, capek juga sih tapi aku tidak merasa dendam sama sekali pada dessi dan teman-temanya.

Waktu pun berlalu dengan begitu cepatnya yang tadinya siang ke malam sekarang tidak terasa sudah pagi lagi. Seperti biasa di pagi hari saya beranggkat sekolah dengan menggunakan sepeda karena sepedahku sudah aku kompa. Setiba di sekolah aku diledekin sama semua teman karena kemarin saya pulang sekolahnya mendorong sepedaku. Hati ini sakit tetapi aku hanya menyimpanya di dalam hati saja. dan bel pun berbunyi semua siswa-siswi masuk ke kelas, ternyata di kelas ada yang kehiilangan handphone yaitu sisil, dan guru pun menggeledah satu persatu siswa-siwi ternyata hal yang tak kuduga pun terjadi ternyata handphone sisil ada di tasku entah siapa yang memasukanya atau ada yang sengaja akhirnya aku pun menjadi tersangka dan aku pun dibawa oleh ibu guru ke kantor untuk menjelaskan semua ini, setiba di kantor saya menjelaskan semuanya tapi ibu guru tidak percaya pada semua penjelasanku akhirnya aku pun dikeluarkan dari sekolahan itu. Aku sangat sedih dan aku pun takut untuk bicara pada ayahku. Tanpa pikir panjang aku pun pulang dengan hati yang sangat berat dan setiba di rumah aku pun menjelaskan semua ini pada ayah dan ibuku. "Sudah, yang sabar ya pasti semua ini ada hikmahnya, ayah akan menjelaskan semua ini ke ibu guru" ucap ayahku. "terimakasih ayah" ucapku.

Keesokan harinya ayah pun menjelaskan kejadiaan ini ke pihak sekolah setelah menjelaskan semuanya akhirnya aku pun tidak jadi dikeluarkan dari SMAN 48 jakarta. Hati ini senang sekali saat aku mendengar kabar itu dan sekarang aku pun bisa bersekolah lagi. Singkat cerita aku pun sudah di sekolah dan berkumpul dengan teman di sekolah dan aku pun menjelaskan kejadian ini kepada sisil yang kehilangan handphonenya. "Sil sebenarnya yang ngambil dompetku itu bukan aku. aku difitnah ada yang sengaja memasukanya ke dalam tasku" ucapku "oh ya aku minta maaf ya karena aku sudah menilaimu yang tidak-tidak dan seharusnya hal ini tidak terjadi" ucap sisil. Di kejauhan ada dessi dan teman-temanya sepertinya dia tidak suka dengan kembalinya aku di sekolahan. Aku pun menghampiri desi dan teman-temanya untuk berteman lagi tetapi mereka tidak mau dan mereka pun pergi meninggalkan ku dengan wajah yang cuek. "Aku tidak akan menyerah untuk bisa kembali berteman dengan dessi seperti dulu lagi" ucapku di dalam hati.

Dengan tidak disangka ibu guru dan lainya menyelidiki siapa yang memasukan handphone ke dalam tasku, ternyata pelakunya ketemu yaitu dessi dan teman-temanya karena mereka tidak suka denganku. Akhirnya mereka pun dikeluarkan dari sekolahan, tetapi aku tidak tinggal diam aku kan sudah berjanji kepada diriku sendiri bahwa aku akan mengembalikan pertemanan ini seperti dulu lagi, mungkin inilah saat yang tepat untuk mengembalikan pertemanan kita seperti dulu lagi, lalu aku pun menghampiri ibu guru dan meminta untuk tidak mengeluarkan dessi dan teman-temanya. "ibu guru kenapa dessi dan teman-temanya dikeluarkan?" ucapku "karena mereka sudah memfitnahmu" ucap ibu guru "tidak bu mereka harus tetap bersekolah disini kan sebentar lagi akan UN dan aku tidak mau kalau mereka tidak lulus" ucapku "bukanya kamu hampir saja tidak bisa bersekolah lagi kerena ulah mereka" ucap ibu guru "bu aku sudah memaafkan perbuatan mereka kok dan aku ingin mengembalikan persahabatan kita seperti dulu lagi" ucapku "ya udah ibu tidak jadi mengeluarkan mereka dari sekolahan ini. Dan aku pun merasa bahagia karena mereka tidak jadi dikeluarkan dari sekolahan.

"yuv aku minta maaf ya atas perbuatan semua ini yang telah berbuat tidak baik dan memfitnahmu" ucap dessi "iya yuv aku juga minta maaf" ucap teman-teman dessi. "Ya aku memaafkan kalian kok asalkan kita bisa berteman seperti dulu lagi" akhirnya kami pun berteman dan bersahabat seperti dulu lagi. Singkat cerita aku dan sisil, dessi dan teman-teman pun belajar dengan sungguh-sungguh kami belajar bersama dengan giat karena sebentar lagi akan tiba UN. Waktupun tiba kami semua mengerjakan UN dengan sangat hati-hati dan sungguh-sungguh karena kami ingin nilai yang bagus.

Tidak terasa UN sudah berakhir dan tinggal menunggu hasilnya ternyata kami pun mendapat nilai yang bagus dan kami dinyatakan LULUS dari sekolahan.

Pertemanan kita tidak sia-sia walupun banyak perpecahan dan sering kali menggoreskan rasa sakit di hatiku tetapi semua itu sudah kulalui dengan penuh keikhlasan dan berbuah menjadi pertemanan yang tidak terlupakan


Jumat, 03 April 2015

Penalaran Deduktif

Penalaran DEDUKTIF


Pengertian Nalar dan Penalaran
            Nalar, menurut kamus bahasa Indonesia, artinya ; pertimbangan tertentu tentang baik dan buruk, akal budi, aktivitas yang memungkinkan seseorang berpikir logis, jangkauan pikir, kekuatan pikir.
Jadi bernalar atau menggunakan penalaran, artinya berpikir logis. Sedangkan penalaran artinya cara menggunakan nalar atau pemikiran logis.
            Dari pengertian di atas, penulis dapat memberikan contoh konkret yang sering terjadi dan ditemukan, antara lain ;
  1. Dalam pengertian aktivitas seseorang berpikir logis.
Contoh ; Hakim tingkat banding Pengadilan Tinggi Agama menerbitkan putusan sela, dengan memerintahkan kepada ; Pengadilan Agama, untuk melakukan pemanggilan kepada Pembanding dan Terbanding, agar supaya hadir pada persidangan di PTA  pada tanggal 23 Maret 2011, guna dimintai keterangannya. Tetapi pada amar putusan sela yang lain, memerintahkan pula kepada Pengadilan Agama untuk melakukan sidang di tempat atas obyek sengketa, yang terletak di daerah Jakarta Selatan, Bandung, Bogor dan Raha,tanpa menyebutkan ketentuan batas waktu.
Pernyataan ini sesungguhnya tidak memiliki kandungan nalar dan penalaran yang benar, karena ada dua hal yang tidak masuk akal, yaitu;
A. Bagaimana mungkin sidang di PTA digelar yang pada intinya, bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan konkret atas obyek sengketa dengan ketentuan waktu pada tanggal 23 Maret 2011, sementara memerintahkan pula Pengadilan Agama untuk melakukan sidang pemeriksaan di tempat  tanpa menyebut batas waktu dan adanya pengiriman berita acara hasil pemeriksaan di tempat tersebut ke PTA.
B. Apa yang mau diperjelas dan konkret pada persidangan di PTA pada tanggal 23 Maret 2011, sementara pemeriksaan  setempat oleh PA di beberapa daerah belum dilakukan.
  1. Jangkauan pikir.
Contoh ; Seorang  hakim dengan giatnya membaca dan belajar serta selalu mempersiapkan referensi buku-buku hukum, jurnal hukum, baik hukum formal maupun hukum materiil. Bahkan ia sering melakukan diskusi hukum dan juga rajin membaca putusan-putusan hakim melalui yurisprudensi, sehingga pada saatnya nanti ia berharap akan menjadi hakim yang lebih berkualitas dan memiliki integritas moral yang baik. Hakim seperti ini memiliki nalar dan penalaran yang mempersiapkan diri secara lebih strategis untuk kepentingan tugasnya di masa yang akan datang.
  1. Kekuatan pikir.
Contoh ; Seorang hakim yang mengikuti program studi  S2 atau S3 dalam setiap kegiatan seminar di S2 atau dalam setiap kegiatan di ujian terbuka di program S3. Dari materi ujian promovendus, ia tidak pernah luput dari pengamatannya, baik melalui diskusi maupun melalui bentuk penulisan karya ilmiah. Pada saat ia hadir dalam sebuah seminar, ia dengan mudah memahami substansi materi pembahasan dan berusaha mengajukan tanggapan ataupun pertanyaan yang sangat mudah dipahami oleh orang lain. Mahasiswa seperti ini memiliki kemampuan nalar dan penalaran yang baik untuk menunjang kesuksesan program studinya di masa yang akan datang.
  1. Menggunakan nalar atau pemikiran logis.
Contoh ; Seorang pejabat perbankan di persidangan pengadilan negeri dan ia bertindak sebagai saksi, lalu  hakim mencecarnya dengan  pertanyaan yang beruntun. Lalu oleh saksi tersebut, menjawab dengan tenangnya bahwa dirinya lupa...., lupa...., lupa.... dan seterusnya, bahkan kadang saksi tersebut mengatakan bahwa dirinya tidak tahu. Hakim yang menyidangkan perkara ini harus memiliki nalar dan penalaran yang baik, bahwa sangat  tidak logis, seorang saksi mengatakan ; lupa, lupa, lupa atau bahkan tidak tahu, padahal ia berkedudukan sebagai salah seorang subyek hukum dalam perkara ini. Nalarpun berkata, mana mungkin para terdakwa yang terdiri dari beberapa orang anggota DPR telah divonis bersalah karena  menerima sejumlah uang suap dan telah dijatuhi hukuman  pidana penjara antara satu sampai dua tahun, kalau tidak ada orang yang memberi suap. Hakim harus membentuk atau membangun sebuah penalaran terhadap kemungkinan adanya saksi-saksi yang terlibat memberi suap atas kasus ini.
Contoh-contoh tersebut merupakan sebagian fenomena umum yang terjadi di masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Dan di sana bisa ditemukan bagaimana fungsi dan manfaat  nalar dan penalaran itu.
III. Proses Nalar dan Penalaran
            Proses nalar merupakan proses berpikir yang sistemik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Dari proses bernalar, maka penalaran dibagi atas ;
  1. Penalaran induktif yaitu proses penalaran untuk menarik kesimpulan dari prinsip/sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus (induksi)
  2. Penalaran deduktif, kebalikan dari penalaran induktif yaitu; menarik kesimpulan dari prinsip/sikap yang berlaku khusus berdasarkan fakta-fakta yang umum (deduktif).
Contoh penalaran deduktif :
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argument. Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

Contoh klasik dari penalaran deduktif:
  • Semua manusia pasti mati (premis mayor)
  • Sokrates adalah manusia. (premis minor)
  • Sokrates pasti mati. (kesimpulan)
Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif.
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
  • Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
  • Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupunmaterial. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

Dalam proses menulis paragraf dapat digunakan penalaran deduktif dan penalaran induktif. Paragraf deduktif menempatkan kalimat utama pada awal paragraf. Sedangkan paragraf induktif menempatkan kalimat utama pada akhir paragraf.
Penalaran juga dapat digunakan untuk membuat analogi. Sedangkan yang dimaksud dengan analogi adalah kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala, ditarik berdasarkan pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan.
Dari isinya analogi dibedakan, atas ;
  1. Analogi deklaratif, yaitu ; ”Menjelaskan sesuatu yang sudah dikenal berdasarkan persamaannya dengan sesuatu yang sudah dikenal. Analogi jenis ini tidak memberikan pengetahuan baru dan tidak merupakan kesimpulan.
Contoh ; Seharum bunga, seindah warna pelangi.
                        Adapun analogi deklaratif yang di dalamnya terdapat   kesimpulan.
            Contoh ; Suami istri di atas mobil. Ketika di dalam mobil,  mereka ribut dengan menggunakan bahasa Inggris dan ketika istri turun dari mobil, ia menghempaskan pintu mobil dengan kerasnya dan ketika suami masuk rumah, ia menghempaskan pintu rumahnya dengan keras.
                        Analogi yang lahir dari kasus ini sebagai bentuk penalaran dan kita bisa menarik suatu kesimpulan bahwa suami istri itu, sedang dalam kedaan bertengkar  atau telah terjadi perselisihan dan percekcokan.
                        Analogi seperti ini bisa dijadikan sebagai bukti persangkaan dan merupakan fakta hukum oleh hakim, bila peristiwa itu telah didukung dengan alat bukti lainnya, biasanya dengan alat bukti kesaksian dua orang saksi dari pihak yang mengajukan gugatan.
  1. Analogi induktif, yaitu menarik kesimpulan tentang fakta yang baru berdasarkan persamaan ciri dengan sesuatu yang sudah pernah terjadi. Kebenaran yang berlaku untuk yang satu (lama) berlaku pula untuk yang lain (baru).
Contoh ; A  meminta kepada B  untuk mampir sejenak (transit) di rumahnya, karena menempuh perjalanan KA. Argo Anggrek, sepanjang malam dari Surabaya ke Jakarta. Karena sesuai pengalaman  yang lalu dalam acara yang sama (Seminar Nasional), A transit di rumah B tersebut. Lalu dijawab oleh B yang punya rumah di Jakarta itu.  Untuk singgah di rumah boleh-boleh saja, tetapi di rumah saya saat ini banyak orang, karena anak dan cucu-cucu sedang berlibur di Jakarta.
             Analogi yang bisa kita tarik sebagai suatu kesimpulan, bahwa B sebagai teman A, tidak berkenan untuk disinggahi transit di rumahnya, walaupun terdapat persamaan antara peristiwa lama dengan peristiwa baru.